July 2014

Penyakit Kista,  Gejala Penyakit Kista, Penyebab Penyakit Kista
 Penyakit Kista
Kista (polycystic ovary disease) adalah suatu kondisi di mana ovarium terdapat elemen kecil (cysts) yang mempengaruhi kesuburan perempuan hingga ia tidak bisa hamil.

Penyebab Penyakit Kista

Kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di ovarium. Medis belum mampu dengan gamblang menjelaskan bagaimana siklus hormonal perempuan penderita terganggu.
Namun berbagai penelitian terus dilakukan untuk memecahkan kasus medis ini agar jumlah penderita kista dapat ditekan.
Follicles adalah semacam kantung-kantung di dalam ovarium yang berisi sel telur. Pada kasus kista, follicles di dalam ovarium hanya berjumlah sedikit. Sel telur di dalam follicles tidak matang, sehingga tidak bisa masuk ke dalam ovarium. Alih-alih, akan membentuk kristal di dalam ovarium.
Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan mandul. Follicles yang tidak matang dan ketidakmampuan untuk menyalurkan sel telur (proses ovulasi) sepertinya menjadi penyebab rendahnya jumlah hormon stimulasi follicle (HSF), melebihi kandungan hormon androgen di dalam ovarium.

Seorang perempuan yang didiagnosis menderita kista biasanya berusia sekitar 20 – 30 tahun. Biasanya perempuan yang memiliki kista, jika dirunut silsilah keluarganya, ada ibu atau nenek yang mengalami gejala kista serupa.

Gejala - gejala Penyakit Kista

Perempuan yang memiliki kista di dalam ovariumnya akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
  1. Mengalami menstruasi yang tidak teratur, abnormal, dan rapat secara periode.
  2. Terdapat masa absen, biasanya (tetapi tidak selalu) terjadi setelah satu atau lebih masa menstruasi normal.
  3. Timbul jerawat yang parah dan sangat mengganggu.
  4. Ukuran payudara mengalami penyusutan.
  5. Mengalami perkembangan pada karakteristik lelaki (virilization), seperti tumbuh rambut di sekujur tubuh dan wajah, suara berubah menjadi keras dan dalam, ukuran cilitorus membesar.
  6. Diabetes.
  7. Rambut menjadi lebih tebal seperti layaknya seorang lelaki.
  8. Mandul atau tidak mempunyai keturunan meski sudah melakukan pengobatan.
  9. Kandungan hormon insulin sangat sedikit.
  10. Mengalami kegemukan, obesitas.

Komplikasi yang ditimbulkan Penyakit Kista

Beberapa komplikasi yang kemungkinan terjadi akibat penyakit kista antara lain:
  1. Berisiko besar terkena kanker endometrial.
  2. Terjadi kemandulan.
  3. Ada hubungannya dengan obesitas; tekanan darah yang meningkat.
  4. Diabetes.
  5. Berisiko terkena kanker payudara.

Faktor Resiko Penyakit Kanker Payudara, Penyakit Kanker Payudara
Penyakit Kanker Payudara
Penyakit Kanker payudara adalah momok yang menakutkan bagi setiap wanita. Padahal dari tahun ke tahun jumlah penderitanya terus bertambah. Di Indonesia, penyakit kanker payudara menempati urutan ke-2 dari jenis kanker yang menyerang wanita. Penyakit kanker payudara dapat juga mengenai kaum pria, meskipun sangat jarang. Hanya sekitar 1% saja. Sebenarnya apakah kanker itu? Setiap benjolan yang terjadi di tubuh kita, karena berbagai sebab (pertumbuhan sel berlebih, benturan/trauma dll) disebut tumor. Tumor sendiri ada yang bersifat jinak, adapula yang ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut kanker. Kanker memiliki sifat khas, yaitu terdiri dari sel-sel ganas, yang dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penyebaran ini disebut metastase dan dapat terjadi melalui pembuluh darah, maupun pembuluh getah bening.

Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit Kanker Payudara

Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, namun terdapat beberapa keadaan yang dianggap dapat meningkatkan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Meskipun demikian, tidak berarti mereka yang tidak memiliki faktor resiko, tidak dapat terkena kanker payudara.

Faktor-faktor resiko kanker payudara antara lain:

  • Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker payudara (ibu, nenek, saudara perempuan).
  • Mens pertama pada usia muda, menopause yang terlambat.
  • Wanita yang tidak punya anak, atau melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun.
  • Pernah terdapat tumor/kanker payudara sebelumnya.
  • Mendapatkan terapi pengganti hormon jangka panjang.
  • Faktor-faktor lain: obesitas/konsumsi tinggi lemak, konsumsi alkohol berlebih, mutasi genetik.

Mitos Tentang Kanker Payudara

Beberapa mitos tentang kanker payudara antara lain:
  1. Kanker payudara hanya mengenai wanita usia tua. Mitos ini tidak benar, kanker payudara dapat terjadi pada usia berapapun. Memang resiko lebih tinggi pada yang usianya lebih tua. Namun paradigma ini mulai bergeser.
  2. Jika seseorang memiliki faktor risiko, maka ia pasti terkena kanker payudara. Mitos ini tidak benar, meskipun seseorang punya faktor resiko yang paling besar sekalipun, masih ada kemungkinan ia tidak terkena kanker payudara. Begitu pula pada orang-orang yang tidak punya faktor resiko, bisa saja terkena kanker payudara.
  3. Penggunaan deodorant/antiperspirant dapat menimbulkan kanker payudara. Mitos ini tidak benar. Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa penggunaan antiperspiran dapat menimbulkan kanker payudara.

Pemeriksaan Payudara

Ada beberapa cara untuk mendeteksi adanya kanker payudara, antara lain:

Istilah SADARI (perikSA payuDAra sendiRI)

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi (7-10 hari setelah menstruasi hari pertama), payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Caranya :
a. Lihat adanya kelainan pada payudara seperti:
  • Adanya benjolan
  • Kulit bersisik sekitar puting
  • Puting susu keluar darah/cairan lain
  • Cekungan pada kulit payudara/seperti kulit jeruk
  • Perubahan bentuk/ukuran

b. Jika tidak terlihat kelainan, lakukan pemeriksaan lagi dengan cara:
Pemeriksaan Medik, Pemeriksaan Payudara secara berkala oleh tenaga medis (dokter).

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan payudara dengan alat-alat penunjang seperti mamografi, USG, biopsi.
  1. Mamografi: pemeriksaan payudara dengan suatu alat dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mamogram.
    Wanita usia 40-49 tahun sebaiknya diperiksa setiap 2 tahun sekali, sedangkan usia >50 tahun , sebaiknya diperiksa secara berkala tiap tahun.
  2. USG: pemeriksaan USG pada payudara, bukan untuk tujuan skrining, melainkan untuk lebih meyakinkan. Alat USGnya pun harus khusus.
  3. Biopsi: adalah operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan dari benjolan, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi.

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget