June 2014

Chikungunya
 Penyakit Chikungunya
Penyakit Chikungunya adalah penyakit sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Namanya Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.

Penyebab Penyakit Chikungunya

Demam Chikungunya disebabkan oleh infeksi virus Chikungunya. Virus ini masih satu keluarga dengan Virus Dengue, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes Albopictus yang juga nyamuk penular DBD.

Demam Chikungunya sering racun dengan DBD karena mempunyai gejala yang awal yang hampir sama, tetapi gejala nyeri sendi merupakan gejala yang penting pada demam Chikungunya. Tetapi untuk pasti membedakannya adalah dengan pemeriksaan laboratorium darah pada demam hari ke 3. Serangan demam Chikungunya dalam bentuk KLB (kejadian luar biasa) sudah sering terjadi, terutama pada musim penghujan.
Aedes aegypti

Gejala-gejala Terkena Demam Chikungunya

Beberapa gejala jika terkena demam chikungunya adalah seperti:
  • Bercak kemerahan atau ruam pada kulit. Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
  • Sakit pada persendian. Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita merasa lumpuh. Sendi yang sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
  • Tiba-tiba demam tinggi yang disertai dengan menggigil dan muka kemerahan. Panas tinggi berlangsung selama 2-4 hari kemudian kembali normal.
  • Nyeri otot. Nyeri bisa terjadi pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada pada otot sekitar mata kaki.
  • Nyeri kepala: nyeri kepala merupakan keluhan yang sering ditemui.
  • Kejang, biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.
  • Gejala lain. Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher.

Diabetes Melitus
Gejala Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. Diabetes mellitus tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien diabetes mellitus tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.

Gejala Diabetes Melitus

Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya diabetes mellitus jika seseorang mengalami keluhan klasik diabetes mellitus berupa:
  • Poliuria (banyak berkemih).
  • Polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum).
  • Polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus).
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
  1. Lemas, mudah lelah, kesemutan, gatalPenglihatan kabur
  2. Penyembuhan luka yang buruk
  3. Disfungsi ereksi pada pasien pria
  4. Gatal pada kelamin pasien wanita
Diagnosis diabetes mellitus tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin saja. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena. Sedangkan untuk melihat dan mengontrol hasil terapi dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa darah kapiler dengan glukometer.

Seseorang didiagnosis menderita diabetes mellitus jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:
  • Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu  ≥200 mg/dL
  • Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa  ≥126 mg/dL
  • Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL
  • Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%

 Sindrom Nefrotik Pada Anak, Penyebab  Sindrom Nefrotik Pada Anak
 Sindrom Nefrotik Pada Anak
Sindrom nefrotik pada anak merupakan salah satu kausa yang sangat banyak dijumpai pada rumah sakit. Sindrom nefrotik juga disebut nephrosis, nefrotik syndrom, dan lain sebagainya. Istilah nefrotik sindrom pada anak menggambarkan kondisi di mana ginjal bocor dalam jumlah besar dan kandungan abnormal dari protein dalam urin yang cenderung meningkat (tinggi). Ketika protein hilang dalam urin menyebabkan bengkak atau pembengkakan (edema), antara lain pada daerah kelopak mata kaki dan pergelangan kaki, tidak jarang juga pada bagian perut. Jika tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan masalah dengan pernapasan, asupan makanan dan infeksi.

Sindrom nefrotik pada anak biasanya didiagnosis dengan mengenali tiga temuan pembengkakan (edema), tinggi kadar protein dalam urin (proteinuria), dan rendahnya tingkat protein (albumin) dalam darah (hipoalbuminemia).
Akibat dari sindrom nefrotik dapat menjadi pengalaman mengganggu bagi orang tua dan anak. Karena pembengkakan cenderung berkembang secara perlahan, tidak dapat diketahui segera. Pada saat diagnosis dibuat oleh dokter, anak mungkin sudah mengalami pembengkakan yang luar biasa sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Kebanyakan anak merespons sangat baik untuk pengobatan sindrom nefrotik dan meskipun kebanyakan anak memiliki serangan lebih lanjut dari penyakit, prognosis jangka panjang bagi kebanyakan anak-anak sangat baik.

Penyebab Sindrom Nefrotik Pada Anak

Sindrom nefrotik dapat terkena pada usia berapa pun, tetapi biasanya dimulai antara usia dua hingga lima tahun dimana kelompok jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Sindrom nefrotik pada anak adalah kondisi langka yang mempengaruhi sekitar 16 dari setiap 100.000 anak-anak pada waktu tertentu. Hingga saat ini, penyebab pasti sindrom nefrotik tidak diketahui dan tidak dapat dicegah.

Namun, penelitian hingga sampai sekarang sedang berlangsung dan peneliti berusaha untuk mengembangkan pengobatan yang semakin efektif. Apa yang kita tahu adalah bahwa sindrom nefrotik biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh dari waktu ke waktu. Ketidakseimbangan ini menyebabkan zat kimia tertentu untuk mengganggu filter dari ginjal-ginjal. Filter ini mulai memungkinkan protein bocor ke dalam urin.

Kebanyakan anak akan memiliki minimal riwayat kambuh atau kekambuhan protein dalam urin satu kali atau lebih. Setiap kekambuhan akan membutuhkan pengobatan steroid lebih lanjut. Secara umum, pengobatan steroid untuk kambuh adalah untuk waktu yang lebih pendek dari pengobatan awal pada saat diagnosis sindrom nefrotik. Jika terdiagnosis nefrotik sindrom pada anak, mereka biasanya memiliki frekuensi kambuh lebih sering, sehingga diperlukan konsumsi dosis kecil obat steroid pada hari alternatif untuk mencegah relaps. Hal ini biasanya disebut pengobatan pemeliharaan. Untuk kasus minimal change disease (penyakit nefrotik sindrom yang paling banyak kasusnya) tidak memiliki risiko gagal ginjal sehingga baik pengobatan maupun perawatannya memiliki perbedaan.

Kapsul Albumin Terbaik

Salah satu ramuan tradisional ciri khas nenek moyang asli Nusantara untuk membantu penyembuhanan kasus sindrom nefrotik pada anak adalah dengan cara membuat kapsul albumin terbaik yang berbasis ikan gabus atau ikan kutuk pilihan. Sejak zaman nenek moyang, ikan yang dianggap sebagai ikan monster oleh beberapa negara di dunia ini sudah sangat teruji keandalannya sebagai sumber protein albumin bagi anak. Sangat dianjurkan bila Anda sedang menangani kasus sindrom nefrotik pada anak sebaiknya memberikan juga kapsul albumin terbaik sebagai salah satu solusi yang sangat baik. Secara bertahap kadar albumin dapat kembali ke batas normal atau meningkat jika penyebab yang menurunkan kadar albumin atau penyebab hipoalbumin dihilangkan. Selain itu pemberian kapsul albumin terbaik bertujuan untuk mengembalikan tekanan osmotik darah dengan memberikan asupan protein yang cukup. Silahkan baca lebih lengkap.

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget